Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup
misalnya:
karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu, racun ,asam
urat.
Karbon dioksida dan air
merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari
karbohidrat, lemak, dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila
kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat
dipakai sebagai penjaga kestabilan pH dalam darah. Demikian juga H2O dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan,
misalnya sebagai pelarut.
Amonia (NH3), hasil
pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat
yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam
tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam
bentuk urea.
Zat warna empedu adalah
sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilakukan oleh hati dan disimpan
pada kantung empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang
berguna memberi warna pada tinja dan urine.
Asam urat merupakan
sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia). Asam urat
mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di
dalam air rendah.
Zat
sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus
dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Fungsi Sistem Ekskresi
- Membuang limbah yang tidak berguna
dan beracun dari dalam tubuh
- Mengatur konsentrasi dan volume
cairan tubuh (osmoregulasi)
- Mempertahankan temperatur tubuh
dalam kisaran normal (termoregulasi)
- Homeostasis
1. Paru-paru,
2. Hati,
3. Kulit, dan
4. Ginjal.
Paru-paru
Paru-paru adalah organ pada sistem
pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi)
vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari
udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi
nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai
di pulmo-, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru.
Anatomi
Paru-paru merupakan
sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa,
alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
dibentangkan luas permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang
lebih 700juta buah.
Paru-paru dibagi dua:
Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmodekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.
Paru-paru dibagi dua:
Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmodekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.
Letak paru-paru di
rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada
bagian tengah terdapat bagian tampuk paru-paru yang disebut hilus. Pada
mediastinum depan terdapat jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang
bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua:
1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru.
2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru.
2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
FUNGSI PARU- PARU DALAM SISTEM EKSKRESI
Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan
Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses
pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen,
sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh
yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung. Jumlah oksigen yang
diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut
biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun
jenis bahan makanan yang dimakan.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk kedalam darah melalui kapiler
darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat
oleh haemoglobin untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin yang
terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin
atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein.
Pengangkutan
CO2 sebagai hasil zat sisa metabolisme, diangkut oleh darah dapat melalui 3
cara yakni sebagai berikut:
- Karbon
dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2).
- Karbon
dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23%
dari seluruh CO2).
- Karbon
dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).
Karbon
dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena
untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi
di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan
di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang
mempunyai selaput tipis.
KELAINAN
- Asma
atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran
pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu,
debu atau tekanan psikologis.
- Kanker
Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan
merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes,
kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi
pertukaran gas di paru-paru.
- Emphysema,
adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi
udara.
- Gangguan
terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis
karena turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan
karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa
dalam darah maka muncul gejala alkalosis.
CARA MENGATASI KELAINAN PADA PARU-PARU
Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:
Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:
1. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi
makanan yang sehat dan bergizi secara teratur
2. Berolah raga dengan teratur
3. Istirahat minimal 6 jam per hari
4. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman
beralkohol dan narkoba
5. Hindari Stres
Hati (hepar)
Hati merupakan “kelenjar”
terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut
sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang
dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri.Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.
Hati
mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang
(vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica).
Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat
(capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan
gtelah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Fungsi hati :
- Menyimpan kelebihan gula dalam
bentuk glikogen (gula otot)
- Merombak kelebihan asam amino
(deaminasi)
- Menawarkan racun
- Membentuk protombin dan fibrinogen
- Membentuk albumin dan globulin
- Mengubah provitamin a menjadi
vitamin a
- Tempat pembentukan urea
- Menghasilkan empedu
- Tempat pembentukan dan penghancuran
eritrosit yang telah tua
Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah HEPATITIS atau PENYAKIT KUNING. Disebut demikian karena tubuh penderita menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah.
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.
Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:
1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA)
2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB)
3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC)
MENGATASI KELAINAN-KELAINAN PADA HATI
Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya adalah dengan:
1. Pemberian vaksinasi
2. Makan makanan yang sehat
3. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
4. Berolahraga dengan teratur
5. Sterilisasi penggunaan jarum suntik
6. Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)
KULIT
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.
ANATOMI
organ kulit
terdiri atas beberapa lapis jaringan berikut.
1)
Epidermis (Kutilkula)
Epidermis
merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan
ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti
berikut.
a)
Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk. Letak lapisan ini
berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun
oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasan secara
perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.
b)
Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap
kulit dan rambut. Semakin banyak melanin
yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap.
c)
Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut
melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling
bawah dari jaringan epidermis.
d)
Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan
ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar
untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan
mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong
dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada saat yang sama sel-sel lapisan
paling luar mengelupas dan gugur.
2)
Dermis (Kulit Jangat)
Jaringan
dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas
banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5
mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang
terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein
yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh.
Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput.
Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas
bagian-bagian berikut.
a)
Akar Rambut
Di
sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili),
dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot
ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya
saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.
b)
Pembuluh Darah
Pembuluh
darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini
akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
c)
Kelenjar Minyak (glandula sebasea)
Kelenjar
minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat
menjaga agar rambut tidak kering.
d)
Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar
keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan
bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar
keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar
keringat tidak terdapat dalam kulit tapak
tangan
dan telapak kaki.
e)
Serabut Saraf
Pada
lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf
sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin,
nyeri, dan sebagainya. Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon,
yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki.
Feromon ini dapat memikat lawan jenis.
FUNGSI KULIT
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
- pelindung terhadap kerusakan-kerusakan fisik missalnya: gesekan, penyinaran, kuman-kuman, panas, zat kimia,
-mengurangi kekurangan air,
- menerima rangsang dari luar.
- mengeluarkan keringat
- menyimpan kelebihan lemak
- mengatur suhu tubuh, dan
- tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan
bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet
Proses Pembentukan Keringat
Bila
suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi,
pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak
darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat
berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan
sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar
melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang
keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu
tubuh tetap normal.
Kelainan pada kulit
1) Biduran
Udara dingin bisa menyebabkan kulit kita menjadi gatal dan
timbul bengkak-bengkak dengan bentuk yang tidak teratur. Kondisi seperti ini
disebut biduran. Biduran dapat berlangsung beberapa jam hingga beberapa
hari dan tidak meninggalkan bekas. Alergi terhadap bahan kimia, makanan, atau
obat-obatan dapat pula menyebabkan biduran.
2) Kaki atlet (athlete’s foot)
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur pada kaki. Keadaan
lembap dan berkeringat pada kaki merupakan kondisi yang mendukung pertumbuhan
jamur ini. Menjaga agar kaki kita tidak lembap dan segera melepaskan sepatu
atau kaus kaki setelah beraktivitas dapat membantu mencegah penyakit kaki
atlet.
3) Ringworm
Selain menginfeksi kulit, jamur penyebab ringworm dapat
menginfeksi kuku dan kulit kepala. Ciri dari infeksi jamur ini adalah membentuk
bekas melingkar di kulit. Penyakit ini dapat dikurangi dengan menggunakan obat
antijamur. Cara yang paling tepat untuk mencegah penyakit ini dengan menjaga
kebersihan diri dan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembap.
4) Kutu dan cacing
Selain jamur, parasit yang umum ditemui pada kulit manusia
berupa kutu dan cacing. Kutu dan cacing menyebabkan iritasi dan gatal. Parasit
ini dapat berpindah ke orang lain sehingga bisa menular.
5) Psoriasis
Penderita psoriasis mengalami gejala seperti kulit kemerahan dan
bersisik yang dapat terjadi pada kulit kepala, sikut, lutut, atau punggung.
Gejala ini sering berulang dan hingga saat ini psoriasis belum dapat
disembuhkan secara total.
6) Kanker kulit
Dari semua jenis kanker, kanker kulit adalah jenis kanker yang
paling sering dijumpai. Paparan terhadap sinar matahari yang berlebihan dapat
memicu timbulnya kanker kulit. Penyakit ini lebih sering menyerang orang dengan
kulit yang berwarna terang yang lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan tabir surya atau membatasi
lamanya kulit terpapar sinar matahari.
7) jerawat, Ada tiga tipe
jerawat, yaitu:Komedo, Jerawat biasa, Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung)Banyak jenis obat dan perawatan yang ditawarkan untuk menghilangkan jerawat. Namun, sesungguhnya alam sudah menyediakan aneka tanaman yang mampu menghilangkan jerawat. Tanaman-tanaman itu antara lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan temulawak.
MENGATASI KELAINAN PADA KULIT
Kulit perlu mendapat perawatan yang tepat agar senantiasa sehat. Berikut 4 langkah perawatan kulit yang sangat mendasar:
1. Makan Makanan Yang Mengandung Nutrisi
Kulit seperti juga organ tubuh lain, terdiri atas sel-sel yang berkembang dan membutuhkan berbagai nutrisi. Nutrisi pada kulit digunakan untuk mengaktifkan sirkulasi darah ke kulit, menjaga kelenturan dan kekencangan kulit serta mencegah oksidasi lemak yang menyebabkan kulit menjadi kering.
2. Minum Air Putih Minimal 8 Gelas Setiap Hari
Air berfungsi sebagai media untuk mengangkut dan membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh dan mencegah kekeringan. Selain 8 gelas air segar setiap hari, asupan cairan yang baik bagi kulit bisa didapatkan dari buah dan sayuran.
3. Berolahraga Dengan Teratur
Olahraga teratur 3 kali seminggu akan membantu kelancaran sirkulasi darah, sehingga asupan nutrisi kulit terpenuhi.
4. Mandi Untuk Membersihkan Badan
Mandi secara teratur menggunakan sabun, bermanfaat menghilangkan lemak dan kotoran pada permukaan kulit. Namun kita perlu berhati-hati dalam memilih sabun, karena detergen yang terkandung di dalamnya cenderung meningkatkan pH kulit sehingga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit.
GINJAL
Anatomi
Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney).
Ciri-ciri:
Bentuk: seperti kacang merah
Jumlah ada sepasang
Ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram.
Terletak di dekat tulang-tulang pinggang
Ginjal terdiri dari dua lapisan, yaitu luar yang disebut korteks. Korteks ini mengandung jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Lapisan ginjal sebelah dalam disebut sumsum ginjal atau medulla.
Berfungsi untuk menyaring darah
Nefron
Bagian-bagian nefron:
Badan malphigi, terdiri atas glomerlus dan kapsula bowmen
Tubulus-tubulus, terdiri dari tubulus kontortus distal, proksimal, lengkung henle, tubulus pengumpul Pelvis renalis
FUNGSI GINJAL
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang
PROSES PEMBENTUKAN URINE
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
KELAINAN PADA GINJAL
Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu ginjal.
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme.
Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh:
1. Makan makanan berlemak
2. Kolesterol dalam darah yang tinggi
3. Kurang berolahraga
4. Merokok, dan
5. Minum minuman beralkohol.
Mengatasi Gagal Ginjal
Kemajuan ilmu pengetahuan, memungkinkan fungsi ginjal digantikan. Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah . Dialisis/cuci darah dibedakan menjadi:
1. HD (Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin
2. PD (Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut
2. Batu Ginjal
Urine banyak mengandung mineral dan berbagai bahan kimiawi. Urin belum tentu dapat melarutkan semua itu. Apabila kita kurang minum atau sering menahan kencing, mineral-mineral tersebut dapat mengendap dan membentuk batu ginjal.
Batu ginjal merupakan kristal yang terlihat seperti batu yang terbentuk di ginjal. Kristal-kristal tersebut akan berkumpul dan saling berlekatan untuk membentuk formasi “batu”. Apabila batu tersebut menyumbat saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih, saluran kemih manusia yang mirip selang akan teregang kuat karena menahan air seni yang tidak bisa keluar. Hal itu tentu menimbulkan rasa sakit yang hebat.
NB
Beberapa istilah yang erat
kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
- Defekasi : yaitu
proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat
yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat
yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus
yang rusak dan mikroba usus.
- Ekskresi : yaitu
pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi
tubuh.
- Sekresi : yaitu
pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan.
Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun
genzim.
- Eliminasi : yaitu
proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil
(saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar